Inggris Resah Israel Blokir Bantuan ke Jalur Gaza: Dampak dan Tanggapan Internasional
Situasi di Jalur Gaza kembali menjadi sorotan dunia setelah Israel memutuskan untuk memblokir masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut. Keputusan ini memicu kekhawatiran dan kritik dari berbagai negara, termasuk Inggris, yang menyatakan keprihatinannya terhadap dampak blokade ini terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza.
Latar Belakang Blokade
Pada awal Maret 2025, Israel menghentikan semua pasokan makanan dan barang ke Gaza, sebuah tindakan yang mengingatkan pada pengepungan awal selama konfliknya dengan Hamas. Keputusan ini mendapat kecaman tajam dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, penyedia bantuan kemanusiaan, dan beberapa negara, termasuk Arab Saudi dan Mesir, yang menyebutnya sebagai hukuman kolektif dan pelanggaran hukum internasional. apnews.com
Reaksi Inggris dan Negara Eropa Lainnya
Inggris, bersama dengan Prancis dan Jerman, mendesak Israel untuk segera membuka perbatasan menuju Gaza dan memastikan distribusi bantuan kemanusiaan dapat berlangsung tanpa hambatan. Para menteri luar negeri dari ketiga negara tersebut menekankan bahwa Israel harus mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum humaniter internasional dan menjamin perlindungan warga sipil. Mereka juga menyoroti bahwa musim dingin yang akan datang dapat memperburuk kondisi di Gaza, sehingga bantuan kemanusiaan sangat diperlukan. antaranews.com
Upaya Alternatif Pengiriman Bantuan
Sebagai respons terhadap blokade, Inggris berencana bergabung dengan Amerika Serikat dan mitra internasional lainnya untuk membuka koridor maritim guna mengirimkan bantuan langsung ke Gaza. Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, menyatakan bahwa dua juta orang di wilayah tersebut berada dalam kebutuhan kemanusiaan yang memprihatinkan, sehingga diperlukan langkah-langkah alternatif untuk memastikan bantuan dapat mencapai mereka yang membutuhkan. antaranews.com
Kritik dari Organisasi Internasional
Organisasi internasional, termasuk Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), melaporkan bahwa Israel telah memblokir segala upaya pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah Jalur Gaza utara. UNRWA menyatakan bahwa sejak 5 Oktober, Israel telah melancarkan operasi darat besar-besaran di Gaza utara, dan tidak ada bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke daerah tersebut, membuat ribuan penduduk berada di ambang kelaparan. antaranews.com
Dampak Blokade terhadap Warga Sipil
Blokade ini menyebabkan kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Menurut laporan, lebih dari 2.300 orang telah terbunuh sejak Israel memulai gempuran di Jalur Gaza utara, dengan sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. Selain itu, serangan tersebut telah menyebabkan hampir 44.300 orang tewas dan sebagian besar infrastruktur di Gaza hancur atau rusak parah, menyebabkan kelangkaan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang parah. antaranews.com
Tanggapan Indonesia terhadap Blokade
Indonesia juga mengecam keras perintangan pengantaran bantuan kemanusiaan ke Gaza yang dilakukan oleh warga Israel. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa tindakan tersebut mencerminkan posisi Israel yang tidak menghendaki masuknya bantuan ke Jalur Gaza dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menuntut jaminan dari Israel bagi kelancaran pengantaran bantuan ke wilayah tersebut. antaranews.com
Kesimpulan
Keputusan Israel untuk memblokir bantuan ke Jalur Gaza telah menimbulkan keprihatinan global. Negara-negara seperti Inggris, Prancis, dan Jerman menyerukan pembukaan akses bantuan kemanusiaan, sementara upaya alternatif seperti koridor maritim sedang dipertimbangkan. Krisis ini menekankan pentingnya dialog diplomatik dan kerja sama internasional untuk memastikan bantuan mencapai mereka yang membutuhkan dan menghindari bencana kemanusiaan lebih lanjut di Gaza.